Setelah bertekad utk kekal tenang dan bersabar sepanjang minggu nie, makin tipis dari hari ke hari, menyebabkan diriku makin lemah menahan diri dari bara yang makin memerah.. Sungguh, kemarahan memang meletihkan, menipiskan nilai puasa itu sendiri, namun apa daya andai memeng insan2 yg dihadapi di sini semuanya kekurangan kasih sayang... tak mampu rasa diriku utk melimpahkan kasih sayang tak bertepi tambahan pula balasannya hanya gurau senda yang mengguris hati...
Apa yang hati kita rasa andai setiap kata2 kita ada ulasannya..? benar... sekiranya ulasan yang diberikan bernas, jujur dan melambangkan kemenjadian diri mereka, kita lah pendidik yg takkan berpaling dari menghambakan diri pada nusa bangsa.. diriku amat mengerti itu.. namun begitu, bagaimana jika ulasan yg dilemparkan begitu sinis menghiris kalbu, menyimpang jauh dari jalan kebenaran yg cuba kita titipkan dalam diri mereka?? gagalkah kita sebagai pendidik??
sungguh...diriku tak rela menjadi seorang yg gagal.. diriku tidak pernah gagal dalam mengendalikan kegagalan diri sendiri sebelum ini.. tapi kegagalan yg diriku rasa saat ini seolah-olah mentertawakan diriku, terasa seolah darah pendidik yg mengalir dalam setiap alur nadi diriku ini ditidakkan ketuanannya..!!! mana lagi sabar itu dapat dilabuhkan?
BENAR!! diriku harus menjadi dan menggali kembali diriku yang dahulu... diriku yang teguh dan kukuh. diriku yang berhati kayu dan batu.. panorama yg dilalui sekarang bukan utk diriku yg sentiasa dilindungi ini.. diriku perlu mencari kekuatan diri yg lama menyembunyikan diri disebalik rimbunan kasih sayang yg memayungi diriku selama ini... diriku akan memastikan diriku dapat memanipulasikan kasih sayang yg diriku miliki hari ini dengan hati kayu dan batu dahulu, agar diriku akan menjadi 'SETEGUH KARANG', tetap teguh dilambung ombak yg ganas disebalik karang yg sentiasa melindungi dan menyayangi....
INSYAALLAH..
tata
No comments:
Post a Comment